Sabtu, 25 April 2009

“JENGKOL”












JENGKOL..! Siapa yang tidak mengenal nama salah satu bahan makanan ini.
Sebagian menyukainya kare-na rasanya yang nikmat, sebagian lagi sangat anti dengan makanan jenis ini karena bau tidak sedapnya yang sangat mengganggu.
Jengkol termasuk dalam keluarga Leguminosae (Mimosaceae), marga Pithecellobium, dan jenis Pithe-cellobium lobatum.
Tanaman jengkol berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 10-26 meter. Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh kepulauan Indonesia dengan nama yang berbeda-beda seperti jengkol (Jawa), jaring (Sumatera), jaawi (Lampung), kicaang (Sunda), lubi (Sulawesi Utara), dan blandingan (Ba-li). Selain itu, tanaman ini juga banyak ditemukan di Malaysia dan Thailand.
Buah jengkol berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buahnya lem-bayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji uku-rannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji.
Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengkilap. Biji ini, terutama yang sudah tua, merupakan bagian tanaman yang paling penting dan paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.

Jengkol atau jering dalam bahasa latin Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi ±100 ton. Jengkol termasuk tanaman polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap setelah diolah dan diproses oleh pencernaan.
Kenapa Jengkol itu punya bau yang menusuk??? Tidak jauh dari penyebab kenapa petai bau, penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.
Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain.
Jengkol = Daging


Bagi para penikmat jengkol, jengkol diklaim memiliki rasa yang mirip bahkan sama dengan rasa daging. Karena setelah diolah jengkol bisa jadi sangat empuk dan jika dimakan tidak meninggalkan selip-selip di gigi. Bahkan disalah satu daerah di indonesia jengkol disajikan dalam bentuk sate.Ada beberapa cara pengolahan jengkol agar tidak menimbulkan bau yang terlalu menyengat. Kebanyakan orang merendam jengkol sebelum mengolahnya menjadi bahan makanan. Jengkol direndam untuk mengurangi baunya dan supaya menjadi lebih lunak untuk diolah selanjutnya. Jengkol paling sering diolah menjadi semur jengkol dengan cara dibelah menjadi dua bagian dan ditumbuk-tumbuk hingga lebih pipih. Setelah disemur dan kemudian disantap; bau jengkol tersebut nyaris tidak tercium lagi, dan rasanya enak. Sering pula semur jengkol disebut sebagai ati maung (dalam bahasa Sunda). Selain dibuat semur masih banyak cara untuk mengolah jengkol seperti dibuat balado (jengkol digoreng dengan sambal), digulai dan masih banyak cara lainnya.


Jengkolan.
Jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) dalam sistem pencernaan yang dibuang ke ginjal yang disebut jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7), asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Jumlahnya antara 1 - 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang jelas asam jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Penyebabknya adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika kristal yang terbentuk tersebut semakin banyak, maka kelama-lamaan dapat menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air seni. Bahkan jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan gangguan-gangguan lebih lanjut.
Asam jengkolat mempunyai struktur molekul yang menyerupai asam amino sistein yang mengandung unsur sulfur, sehingga ikut berpartisipasi dalam pembentukan bau. Molekul itu terdapat dalam bentuk bebas dan sukar larut ke dalam air. Karena itu dalam jumlah tertentu asam jengkolat dapat membentuk kristal.
Tidak semua orang bisa terkena jengkolan, jengkolan bisa disebabkan banyak faktor seperti seberapa banyak mengkonsumsi jengkol dan tingkat kerentanan seseorang. Orang yang rentan, mengkonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang mempengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.

Manfaat Jengkol.
Jengkol memeliki khasiat mencegah diabetes dan baik untuk kesehatan jantung. Tanaman jengkol sendiri diperkirakan mempunyai kadar penyerapan air yang tinggi dari dalam tanah.
“Pohon Jengkol diperkirakan dapat menyerap air lebih banyak dibanding tumbuhan lain. Dengan kata lain dengan ditanaminya pohon Jengkol di lereng-lereng gunung dan bukit disekitar sumber mata air di Bogor maka kemungkinan besar terjadinya banjir akan sangat kecil.” Begitu ujar Direktur Hutan Pendidikan Gunung Walat, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir. Supriyanto.

Menghilangkan Bau Jengkol.
Cara menghilangkan bau jengkol tidak berbeda dengan cara menghilangkan bau petai. Seperti menggunakan kopi, mentimun atau dengan menggunakan beras mentah. Beras mentah dibebek (ditumbuk) lalu hasil tumbukan di makan. Ada lagi tips yang saya temukan yaitu setelah mengkonsumsi vitamin B Kompleks.
Sejauh ini, katanya, semua masalah akibat petai dan jengkol hilang. Kalau betul vitamin itu dapat mengatasi urusan yang satu ini, jangan-jangan bakal tambah banyak lagi nih penyuka pete maupun jengkol!


Kandungan Gizi
Meskipun sering dianggap sebagai makanan kelas rendah, hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin.
Bagi yang menyukainya, jengkol merupakan makanan yang sangat nikmat. Meskipun demikian, jengkol bukanlah bahan makanan yang 100 persen aman untuk dikonsumsi. Pada beberapa orang yang sensitif terhadap jenis makanan ini ataupun mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebih dapat timbul gejala keracunan yang sering dikenal dengan keracunan jengkol (jengkolan).
Gejala keracunan jengkol dapat timbul karena adanya senyawa yang dikenal sebagai asam jengkolat yang terdapat di dalam jengkol. Asam jengkolat ini di dalam tubuh akan diolah dan dibuang melalui ginjal bersamaan dengan urin (air seni).
Sebagian dari asam jengkolat ini akan membentuk kristal-kristal yang akan mengendap di ginjal dan saluran kemih dan menimbulkan sumbatan pada aliran urin pada saluran kemih. Kristal-kristal asam jengkolat yang mengendap inilah yang nantinya akan menimbulkan gejala-gejala keracunan.

Gejala keracunan jengkol antara lain:
1. Nyeri pada perut yang kadang-kadang dapat disertai dengan muntah. Nyeri dapat berupa serangan yang tiba-tiba dan sangat hebat yang dikenal dengan istilah kolik. Nyeri yang hebat biasanya dijumpai sewaktu buang air kecil.
2. Akibat sumbatan oleh kristal asam jengkolat, pengeluaran urin menjadi se-dikit bahkan tidak bisa keluar sama sekali. Meskipun demikian, penderita akan sering merasa ingin buang air kecil meskipun nantinya tidak ada urin yang keluar. Pada saat seperti ini nyeri yang dirasakan akan semakin hebat.
3. Pada urin yang keluar dapat dijumpai bintik-bintik putih seperti tepung yang merupakan endapan kristal asam jengkolat bahkan pada beberapa kasus dapat dijumpai urin yang berdarah akibat perlukaan saluran kemih yang disebabkan oleh kristal tersebut.
Keluhan-keluhan tersebut di atas pada umumnya timbul dalam waktu 5-12 jam setelah mengkonsumsi jengkol. Keluhan yang tercepat adalah 2 jam dan yang terlambat adalah 36 jam sesudah konsumsi biji jengkol.

Penanganan
Penanganan keracunan jengkol harus dilakukan segera karena jika keadaan semakin parah dapat menyebabkan kematian. Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut / pinggang saja) pasien tidak perlu dirawat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengkonsumsi air putih yang banyak supaya kadar asam jengkolat lebih encer, sehingga lebih mudah dibuang melalui urin. Selain itu perlu juga diberikan tablet natrium bikarbonat sebanyak 4x2 gram perhari dan obat penghilang rasa nyeri.
Bila gejala penyakit berat (tidak bisa buang air kecil, urin berdarah atau penderita tidak dapat minum) maka pasien perlu dirawat di rumah sakit dengan pemberian cairan melalui infus dan suntikan natrium bikarbonat dalam larutan Glukosa 5 persen.


Pencegahan
Bagi individu yang sudah pernah mengalami keracunan dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi jengkol lagi. Na-mun hal ini jelas tidaklah mudah terutama bagi penggemar beratnya.
Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar asam jengkolat dalam jengkol, antara lain dengan merebus jengkol dalam larutan yang mengandung abu gosok atau membuatnya menjadi jengkol sepi.
Jengkol sepi adalah jengkol yang telah dikecambahkan dengan cara memendam biji jengkol dalam tanah pada kedalaman sekitar 10 cm dan disiram dengan air setiap hari selama 14 hari sampai berkecambah.
Proses yang lebih mudah adalah dengan pemasakan ataupun perebusan. Namun, proses pemanasan harus dila-kukan secara sempurna sehingga dapat jumlah me-ngurangi asam jengkolat dalam jumlah yang lebih besar. Proses perebusan yang sebaiknya berlangsung 6-7 jam sambil setiap kali dibuang buih-buihnya. Biasanya jengkol direbus untuk kemudian dijadikan rendang maupun semur. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan membuang mata lembaganya karena kandungan racun terbesar ada pada bagian ini.
Konsumsi jengkol bukanlah sesuatu hal yang memalukan. Kandungan gizi yang tinggi merupakan salah satu potensi jengkol yang belum dimanfaatkan secara optimal. Meskipun demikian, konsumsi jengkol sebaiknya tidak berlebihan khususnya bagi mereka yang mengalami gangguan ginjal.
Bau Menusuk

Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (S). Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. SAlah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.

Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain.

Dari berbagai akibat yang ditimbulkan itu, sebenarnya jengkol sudah dapat dikiaskan sebagai bawang. Seperti diketaui bahwa Rasul memakruhkan bawang, karena makanan itu dianggap sebagai makanan yang menyebabkan bau mulut. Padahal kalau dinilai intensitas baunya, jengkol jauh lebih bau dibandingkan bawang. Lalu kalau bawang saja dihukumi makruh, maka bagaimana dengan jengkol? Ya minimal sama dengan bawang, alias makruh.
Dalam kontenks hukum Islam, makruh itu merupakan suatu perbuatan yang apabila dilakukan akan dibenci oleh Allah, dan apabila ditinggalkan mendapat pahala. Kata "dibenci" merupakan ungkapan yang sangat tidak baik dan sejauh mungkin harus dihindari bagi umat Islam. Oleh karena itu sekuat tenaga kita harus menginggalkan barang-barang yang dihukumi makruh, guna mendapatkan pahala dan Ridho dari Allah SWT.


Asam Jengkolat

Asam jengkolat merupakan salah satu komponen yang terdapat pada biji jengkol. Strukturnya mirip dengan asam amino (pembentuk protein), tetapi tidak dapat dicerna. Oleh karena itu tidak dapat memberikan manfaat apa-apa pada tubuh. Bahkan pada berbagai buku kimia pangan, asam jengkolat dianggap sebagai salah satu racun yang dapat mengganggu tubuh manusia.

Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Jumlahnya antara 1 - 2 % dari berat biji jengkol. Tetapi yang jelas asam jengkolat ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Penyebabknya adalah terbentuknya kristal asam jengkolat yang akan dapat menyumbat saluran air seni. Jika kristal yang terbentuk tersebut semakin banyak, maka kelama-lamaan dapat menimbulkan gangguan pada saat mengeluarkan air seni. Bahkan jika terbentuknya infeksi yang dapat menimbukan gangguan-gangguan lebih lanjut.
Asam jengkolat mempunyai struktur molekul yang menyerupai asam amino sistein yang mengandung unsur sulfur, sehingga ikut berpartisipasi dalam pembentukan bau. Molekul itu terdapat dalam bentuk bebas dan sukar larut ke dalam air. Karena itu dalam jumlah tertentu asam jengkolat dapat membentuk kristal.

Dalam kenyataannya memang tidak semua pemakan jengkol secara otomatis menderita penyakiut saluran air seni sebagai akibat dari asam jengkolat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, jumlah minimal asam jengkolat yang dapat menyebabkan gangguan. Kalau makan jengkolnya tidak terlalu banyak, memang gangguan tersebut masih belum kelihatan. Kedua adalah disebabkan karena daya tahan dari tubuh manusia. Secara alami, tubuh melakukan reaksiterhadap gangguan-gangguan yang muncul dari luar. Dalam hal asam jengkolat, pH atau keasaman urin manusia berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, ada yang netral. Pada urin yang relatif netral, gangguan itu lebih kecil resikonya. Sedangkan pada urin yang lebih asam, pembentukan kristal itu relatif lebih cepat. Bahkan pada urin yang asam, ada kemungkinan terjadi pembentukan kristal pada ginjal manusia. Pada kondisi demikian akibat-akibat yang akan ditimbulkan lebih gawat lagi.

Oleh karena itu menyukai sauatu makanan sebenarnya boleh-boleh saja. Akan tetapi pada batas-batas kewajaran, jangan berlebih-lebihan. Sebab makanan halal yang dikonsumsi secara berlebih-lebihan dapat menjadi makruh atau bahkan haram, karena dapat mendatangkan akibat-akibat serius pada kesehatan manusia. Apalagi jika tubuh sudah mengalami gangguan tertentu, maka jika memang dilrang makan suatu makanan, sebaiknya ditinggalkan. Seperti halnya makan makanan berlemak tinggi pada penderita gangguan kolesterol. Nah, dalam hal jengkol, sebaiknya memang kita lebih berhati-hati. Sebab kalau sudah terjadi gangguan kesehatan, biayanya akan lebih tinggi lagi. Apalagi pada masa krisis seperti ini. Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan.
Trim’s

Tidak ada komentar:

Posting Komentar